Kamis, 09 April 2015

Skenario yang terbaik
Engkau tahu, duhai tetes air hujan, kering sudah air mata, tidur tak nyenyak, makan tak enak, tersenyum penuh sandiwara, tapi biarlah Tuhan menyaksikan semuanya.
Engkau tahu, duhai gemerisik angin, kalau boleh, ingin ku titipkan banyak hal padamu, sampaikan padanya sepotong kata, tapi itu tak bisa kulakukan , biarlah Tuhan melihat semuanya.
Engkau tahu, duhai tokek di kejauhan, setiap kali kau berseru “tokek”, aku ingin sekali menghitung, satu untuk “iya”, satu untuk “tidak”, lantas berharap kau berbunyi sekali lagi agar jawabannya “iya”, dan berharap kau berhenti jika memang sudah “iya”, tapi itu tak bisa ku lakukan, biarlah Tuhan mendengar semuanya.
Engkau tahu, duhai retakan dinding, sungguh aku tak tahu lagi berapa dalam retaknya hati ini, besok lusa, mudah saja memperbaiki retakanmu dinding, tinggal ambil semen dan pasir, tapi hatiku, entah bagaimana merekatkannya kembali, tapi biarlah Tuhan menyaksikan semuanya.

Wahai orang – oarng yang merindu, maka malam ini, akan kusampaikan sebuah kabar gembira dari sebuah nasehat bijak. Kalian tahu, buku – buku cinta yang indah, film – film roman yang mengharukan, puisi – puisi perasaan yang mengharu biru, itu semua ditulis oleh penulisnya. Maka biarlah, biarlah kisah perasaan kalian yang special, ditulis langsung oleh Tuhan. Percayakan pada yang terbaik.
Continue Reading...

Followers

Grab A Button

Follow The Author